Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Zona NASI KEBULI Jakarta

Popularitas nasi kebuli kian menanjak, kendati bagi warga Betawi, masakan asal Timur Tengah itu menjadi semacam “menu wajib” dalam pesta-pesta mereka sejak dulu. Ini karena persinggungan budaya mereka dengan Arab lewat jalur keagamaan, kekeluargaan, dan perdagangan.             Selain bumbunya yang tajam, spicy kata orang Barat, setiap keluarga keturunan Arab pun memiliki gaya memasak nasi kebuli masing-masing. Inilah yang mengasyikkan, karena setiap kita menikmati nasi kebuli, maka akan tampak dari mana atau buatan siapa menu nikmat berbahan dasar daging kambing atau domba tersebut. Mirip masakan opor, di mana tiap keluarga punya style masing-masing.             Oleh karena masakan ini berasal dan dibawa oleh orang-orang Arab dari tanah leluhurnya, maka dapat dipastikan, warung atau restoran yang menyajikan nasi kebuli tentulah berada di mana populasi keturunan Arabnya tinggi. Di Jakarta kita dapat melihat, konsentrasi komunitas Arab berada di tempat a.l.  Krukut, di wilay

Bu Haji, Ibu Para Seniman TIM

                 Warung para seniman beken    "Galeri luar" mahasiswa IKJ                 Menjelang bulan puasa tahun 1433 H ini tepat setahun Bu Haji yaitu “Ibu” para seniman besar Jakarta yang dulu sering “mangkal” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, meninggal dunia.             Dapat dikatakan, ialah tokoh di luar bidang seni atau birokrasi yang membesarkan para seniman tersebut yang kemudian nama mereka berkibar di forum nasional maupun internasional. Hampir semuanya mengenal Bu Haji. Sehingga Bu Haji inilah yang benar-benar menjadi ibu bagi para seniman besar – sebagian kini telah tiada – ketika mereka masih merintis karir seninya. Bu Haji menjadi tempat berlindung, tempat berkeluh-kesah, terutama – apalagi – kalau bukan soal uang dan – terutama sekali – tentang salah satu naluri manusia yang paling dasar yaitu: makan.             Para seniman dan para calon seniman yang kelaparan kala itu menjadikan warung Bu Haji tempat berlabuh pa

Glodok Harco sepi hobbyist

                Pertokoan Glodok Harco begitu kondangnya hingga dari dekade 70 hingga 80-an banyak pengunjung luar kota menyempatkan diri ke daerah ini mencari barang-barang elektronik bermerk dengan harga miring. Di seberang Glodok Harco atau di sisi barat Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk terletak pertokoan Glodok Building yang tersohor dengan produk tekstil lokal maupun impor.                 Tidak heran jika sekarang pun di berbagai pelosok Jabodetabek bermunculan toko peralatan listrik dengan memakai kata Glodok sebagai merknya, untuk sekedar numpang beken dari nama besar Glodok Harco itu.                 Daerah Glodok yang terletak di wilayah Pecinan, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, ini terkepung oleh beberapa jalan ekonomi penting yaitu Jalan Pinangsia, Jalan Pintu Besi Selatan, Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk dan Pancoran. Di jaman VOC, Glodok menjadi tempat pemukiman para perantau asal Hokkian, terletak di luar tembok kota Batavia. Sebagian penduduknya meru